Pangeran Imigran



Oleh : Sarweny Hafsah

Matanya berbinar
Sorotan tajam mengkilau
Mengiris-iris pandangan
Menghangatkan kelinci kecil yang menggigil
Wajah-wajah beringas memaksamu hengkang dari negerimu
Nuklir ganas  menelanjangi istana lelapmu
Melempar sanakmu ke surga
Menghantui boneka mungil dengan  ledakan
Mengalungkan rantai kematian dijengkal tawa
Mengangkangi bocah jelita berteman paksa
Biadab, Manusia berhati bejana
Dilorong-lorong rasa takutmu ada sebutir mimpi
Tapi hanya fatamorgana belaka yang hilang bersama dengusan lirihmu
Menjauhlah pangeran
Secawan madu suguhannya beracun
Biarkan tikus-tikus keji itu yang meneguknya
Agar mereka mampus terseret kejahanam
Tak perlu kau putar memorimu
Santaplah hidangan udara di negeri ini
Lukislah pelangi dilangit senja kita
Tetesan embun bening itu juga milikmu
Teruntukmu wahai pangeran
Kau datang dengan kuda bersayap
Terbirit-birit membawa  kepingan luka
Kau gagah dengan panah asmara
Menuai cinta diantara degilnya rasa
Kau emas diantara tumpukan jerami kapas
Kilau, berharga
Menari-nari sejuta tanya dibenak
Tersisakah puingan kerikil halus dikepalamu?
Oh tidak, aku salah kaprah
Hatimu bersulam sutera
Tawamu menyuntikkan cairan kesembuhan jiwa yang trauma
Apa itu dentuman ledakan
Apa itu nuklir
Mengapa Yahudi
dimana  Israel
Ah, mereka amnesia
Kau berhasil meleburkan diri diantara kruci-krucil yang tersita tawanya
Kau pelangi
Pelangi disela-sela gulita senja
Menggerogoti dinding-dinding hati yang hampa



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Takdir

Hafidzah Impian

Majulah, Arungi Samudera Rumah Tangga