Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Tawaran Kecil Untuk Hati Yang terpencil

Gambar
Cerita yang kualami ini layaknya cerita dalam novel. Tak pernah kusangka-sangka sebelumnya. Ternyata kalau aku mau saja melihat kebawah, masih banyak orang yang hidupnya kurang beruntung dibanding aku. “Abang anak pertama dari empat bersaudara, dua adikku putus sekolah karena harus kerja bantu bapak dan ibu dikampung, ibu sakit-sakitan dan keluar masuk rumah sakit, malah sekarang abang belum dapat kerjaan. Cobalah Yasmin fikirkan dulu, abang kan anak laki-laki paling besar. Gimana mungkin abang bisa memikirkan perempuan lain sementara ibu abang sendiri sakit fisik, bisa-bisa jadi anak durhaka abang. Itulah sebabnya abang terlambat menikah. Sebab lain, juga belum ada wanita yang bisa menerima keadaan abang dan keluarga abang. Sebenernya abang udah ada nabung dari hasil kerja yang dulu, tapi ketepatan saat itu pula ibunya abang masuk rumah sakit yang kemudian harus operasi dan mengahabiskan semua tabungan abang, juga untuk biaya kuliah dan biaya sekolah adik-adik abang. Bapak ab

Hafidzah Impian

Gambar
“Untuk apa? Gak penting hafal Al-Qur’an. Yang harus dilakukan itu banyak-banyak berdoa, bukan ngafal...” sepenggal kata-kata bapakku yang hingga kini masih mendenging ditelingaku ketika aku bilang kebeliau kalau aku sudah hafal   Al-qur’an satu juz. Hah, seketika itu hatiku terasa dicekam benda tajam yang mencengkeram semua sisi dalam organ perasaanku. Entah mengapa aku langsung syok.. tak lama setelahnya, aku menarik diri dari hadapan bapak, aku tak sanggup menahan gejolak perasaan yang kian membuncah. Aku memilih melarikan diri kekamar sembari merebahkan kepalaku dibantal empuk sambil memeluk boneka beruang, kini giliran mataku yang berbicara. Mulutku tak sanggup berkata apa-apa lagi, setelah aku berusaha membela diri serta menjelaskan keutamaan Al-quran kepada bapak, namun belum selesai aku menjelaskan ia langsung menyangkal perkataanku. Tak sadar seperempat bagian bantal yang kupakai sudah basah kusup oleh air mataku. Saat itu aku tak berharap apa-apa selain mendoakan supaya