Bertabur salju kehampaan

Hampa. Semua terasa mati. entah itu perasaanku saja atau memang begitu kenyataannya. Aku mencari sosok yang bisa mengertiku, tapi masih sulit untuk ku temukan. terkadang aku menemukannya. tapi, dalam hitungan detik sosok itu menghilang. menjelma menjadi sosok yang paling menyebalkan. Apa mungkin aku harus memeriksa hatiku, aku takut ada gejala buruk yang terjadi di dalam sana. Mungkin ada benarnya mitos sederhana yang pernah ku baca dalam buku usang dan berdebu beberapa bulan lalu, "Jika ada seseorang yang kamu anggap dirinya begitu menyebalkan, maka periksa hatimu".
Kadang kenyataan itu tak sesuai dengan apa yang di harapkan. selama hidupku aku terpesona dengan banyak harapan, yang mana dengan harapan itu aku bisa semakin terpacu untuk menjadikan harapan tersebut menjadi sebuah kenyataan. aku pernah berharap jika ada seseorang yang memilihku menjadi sahabatnya dia akan tetap konsisten dengan pilihannya, apapun yang terjadi. tidak meninggalkanku dalam kesalahanku. tapi baginya, mungkin kesempatan itu tidak ada dalam kamus hidupnya.
kehidupan itu terkadang seperti main petak umpet, semakin kita jeli bersembunyi maka semakin takut pula kita untuk menampakkan diri. Diluaran sana mungkin persepsi orang berbeda dalam mengartikan kehidupan. tapi mereka memiliki cerita kehidupan masing-masing yang dengan cerita tersebut, bisa menambah pengalaman hidup, proses pendewasaan diri, juga evaluasi dari sikap-sikap buruk di masa lalu dan mencoba memperbaiki sikap di masa mendatang. Namun, tak sedikit orang yang memiliki cerita kelam, sikap buruk di masa lalu yang mau merubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Itulah manusia. beratus juta karakter. tak ada salahnya jika aku mengatakan bahwa manusia itu makhluk yang unik. atau mungkin aku bagian dari salah satu keunikan manusia tersebut? mungkin perlu merenung untuk menjawabnya, dan sepertinya retorik sekali.
Apapun cerita kehidupan yang dimiliki, ada hikmah di balik semua kisah itu.Hampa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Takdir

Hafidzah Impian

Majulah, Arungi Samudera Rumah Tangga