Tanpa menyapa cinta ini tetap ada





Dear my first love,




Hai lelaki yang kucintai karena Allah. Ya.. karena Allah lah aku mencintaimu. Dalam diam ini, dalam sabar ini, juga dalam keikhlasan ini. Jikapun nantinya bukan kamu jodohku, setidaknya aku pernah mencintai seseorang  yang dasarnya karena Allah. Maka kuserahkan semuanya pada Allah. Mungkin kamu tak pernah tahu bagaimana sakitnya memendam perasaan ini, tapi lebih sakit lagi jika kamu mengetahui nya tapi tetap tidak memilihku. Ya, semuanya kembali kuserahkan pada-Nya, pemilik cinta dari segala cinta yang ada, Allah azza wajalla.




duhai, darimu aku belajar mencintai dengan tulus, tanpa mengharapkan apapun. Hingga Allah menentukan takdir finalnya untuk kau dan aku.. apakah kita kelak disatukan atau justru malah dipisahkan, apapun itu... itulah yang terbaik untuk kita. Karena DIAlah yang maha tahu mana yang terbaik untuk hambanya. Tugasku bukan mencari dirimu, mengejarmu sampai kesebuah titik hingga kau tak bisa berlari kemanapun, bukan. Bukan itu tugasku. Tugasku adalah terus memperbaiki diri, juga mendekatkan diri kepada-Nya, menikmati kesendirianku agar aku bisa bermesraan dengan-Nya. Iya dengan-Nya, tuhan kita.




duhai, betapapun hati ini rindu padamu, tapi aku harus berani membunuh rindu-rindu kecil yang tiap kali berseliweran dihatiku, karena jika tidak, setan pasti akan memperdaya diriku agar berbuat konyol dan melakukan hal yang tidak seharusnya aku lakukan. Tidakkah kau tahu, berat sekali aku menjaga perasaan ini. Entah kenapa? Akupun tiada mengerti. Ah, jika kau bukan takdirku, jika kau bukan calon ayah dari anak-anakku kelak, betapa berdosanya diriku ini, karena sudah mencintai seorang laki-laki yang  bukan jodohku. hai, kau harus tahu.. sungguh aku hanya ingin mencintai seseorang yang  hanya akan menjadi jodohku saja. Hingga kini petunjuk itu belum aku dapatkan, bukan aku khawatir atau takut, sungguh bukan begitu!  Karena yakin bahwa Allah sudah menyiapkan seseorang yang akan membersamai perjalanan hidupku, entah itu kamu atau orang lain. Aku tak tahu, semua masih jadi rahasianya, rahasia yang hingga kini belum terungkap kebenarannya.




wahai, apakah kau mendengar  tiap kali aku memanggil namamu didalam doaku? Aku memanggil namamu keras sekali, dipengujung doaku. Hah, bagaimana kau tidak mendengarnya, sementara malaikat saja mendengarnya. Oh, aku sadar. dirimu bukan malaikat, dirimu hanyalah seorang manusia, sama halnya denganku. Ah, tapi mungkin hatimu seperti malaikat bukan? Entahlah..




kamu, kuikhlaskan kepergianmu,, berbahagialah  dengan pilihanmu, karena aku tak memiliki hak apapun untuk memaksamu memilihku. Ikuti saja apa kata hatimu, mungkin itu yang terbaik untuk hidupmu. Terimakasih sudah menjauh dariku, terimakasih. Mungkin ini cara terbaik agar kita bisa saling menjaga diri hingga ketetapan Allah tiba.




Sungguh cinta  yang aneh. Cinta tanpa menyapa. Cinta tanpa komunikasi, cinta tanpa pertemuan. Tapi aku yakin, inilah cinta karena Allah. Dan sungguh sulit bisa seperti ini jika tanpa keimanan didada.



Rabbi, jika dirinya bukan jodoh yang engkau takdirkan untukku, maka kuikhlaskan dia padamu, dan berilah ganti yang lebih baik darinya. Begitu juga dengannya, berilah ia jodoh yang terbaik untuk menemani hari-harinya, tapi jika ia jodoh yang engkau pilihkan untukku, maka pertemukanlah kami dalam keadaan yang baik dan barakah. Aamiin ya rabbal ‘alamiin....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Takdir

Hafidzah Impian

Majulah, Arungi Samudera Rumah Tangga